Kembalikan Senyumku Yang Manis Seperti Dulu
Oleh:
Rizki Agustina
Awan mendung masih
menyelimuti mentari pagi ini, udaranya begitu sejuk. Enggan sekali rasanya bila
aku harus cepat-cepat meninggalkan pulau kapuk ku yang tercinta ini. Sepertinya
hari ini cuacanya sedang tidak begitu baik yah, dan kelihatanya akan turun
hujan. Cuaca hari ini ba mendeskripsikan perasaanku hari ini, ada rasa sepi,
sunyi dan kesedihan yang mendalam membara dihatiku. Tuhan, tolong kembalikan
senyumku yang manis seperti dulu. Senyum manisku yang ada beribu bahagia
disana, bukan senyum manis dengan beribu kesedihan seperti sekarang.
“Tok...tok..tok.. nda
ayo bangun, udah jam berapa ini”, suara mama terdengar dari balik pintu kamarku yang selalu setia membangunkanku
untuk bersiap pergi ke sekolah. “Iya ma, ini udah bangun kok”, jawab ku sambil
berusaha membukakan mataku. Setelah membereskan tempat tidurku aku lekas
mengunjungi kamar mandi untuk mandi. Padahal aku masih ingin bertemu dengannya
di dream world ku tapi ternyata alarrm
mama udah ngebangunin aku, keluh ku. Dia adalah malaikat hatiku, namanya Gildra.
Dulu dia adalah kekasihku. Dia adalah kekasih terbaik yang pernah aku miliki.
Tetapi itu hanya dulu, sekarang dia hanya menjadi bayangan semu yang tak akan
pernah aku miliki kembali :’)
Aku masih ingat
kejadian itu, tiba-tiba “ting tong” bel dirumah ku berbunyi. “Iya sebentar ya”
jawabku yang sedang sendirian dirumah. “Assalamualaikum sayang”, sepertinya
suara malaikat hatiku terdengar dari balik pintu. “Walaikumsalam” menjawab
salam dan bergegas membukakan pintu. Ternyata itu memang dia, malaikatku yang
sudah berpakaian rapi datang dengan membawakan sebatang coklat kesukaanku. “Hmm,
tumben datang kesini? Kok gak bilang dulu sih dra?” tanyaku padanya. “Gapapa
dong nda, kejutan gitu. Kita jalan yokk?” katanya padaku.
Aku segera
mempersilahkannya masuk kedalam sembari ia menungguku bersiap-siap mengganti
pakaianku untuk pergi bersamanya. Setelah siap kami pun pergi jalan-jalan
kesetiap tempat yang biasa kami kunjungi. Kami juga datang ke SMP loh tempat
dimana dia pertama kali menyatakan cintanya padaku dan hari itu adalah tanggal
7 Februari 2010, aku masih ingat sekali. Hampir dua tahun sudah kami menjalani
hubungan ini, tapi aku masih tetap menyayanginya sepertinya begitu juga dengan
Gildra. Dia selalu berkata “Kamu Cuma buat aku ya dan aku juga Cuma buat kamu”
tapi nyatanya sekarang nggak yah..
Mentari mulai
bersembunyi dibalik awan dan mulai berganti tempat dengan bulan. Gildra
mengatarkan ku pulang kerumah. Sesampainya dirumah ternyata mama sudah
menungguku didepan rumah dan Gildra berpamitan untuk langsung pulang. Mama dan
papaku sudah mengenal Gildra dengan baik, begitu pula dengan orang tua Gildra.
Bahkan orang tua kami pun sudah saling kenal, mereka memang teman bisnis dikantornya
dan telah lama berteman.
“trett..trett..”
suara getar dari Hpku tanda ada Sms masuk yang kuletakkan diatas meja. Segera
ku buka sms itu dan ternyata hatiku benar, itu adalah sms dari malaikat hatiku
tersayang. “Nda sayang, dra capek banget nih. Mau bobo’ dulu yah nanti dra sms
lagi kalau kebangun. Jgn lupa makan, ga bole bobo’ malem jg. GN yah sayangku,
have a nice dream” begitu bunyi sms dari dia. Aku pun membalas smsnya dengan
sedikit rasa kecewa dihati. Tapi memang benar, mungkin dia lelah karena udah
seharian nemenin aku.
Jam sudah menunjukkan
pukul 23.00 tapi tetap tak ada sms yang datang dan Hpku tetap diam tanpa kata.
Aku pun memutuskan untuk tidur, sebelumnya aku menyempatkan untuk mengirim sms
ucapan sayang untuk Gildra.
Keesokan harinya aku
kembali dibangunkan oleh suara alarm kesayanganku itu yaitu mamaku, hehe. “Iya
mama cantik nda udah bangun nih” jawabku. Setelah itu seperti biasanya aku
merapikan tempat tidurku dan kemudian pergi mandi. Setelah siap untuk berangkat
kesekolah aku sarapan terlebih dahulu sembari menunggu papa yang sudah bersiap
untuk mengantarku kesekolah.
Sesampainya disekolah
ternyata Gildra telah menungguku didepan pintu gerbang sekolah. Sungguh, begitu
senangnya hatiku pagi-pagi begini malaikat hatiku sudah menjemputku didepan
pintu gerbang sekolah, hihii. Ketika sampai dilobby sekolah kami pergi menuju
kelas kami masing-masing. Yah, kelas kami memang berbeda Gildra kelas X.a dan
aku sendiri kelas X.b jadi kami harus berpisah menuju kelas masing-masing deh..
“Hey, Alunda Varadiah
Cantika” sapa sahabat-sahabatku ketika aku memasuki kelas. “Hallo juga
sahabat-sahabatku yang cantik” sapa ku juga pada mereka semua.
“tettt..tettt..”
bunyi bel sekolah tanda pelajaran harus segera dimulai.
Aku dan
sahabat-sahabatku pun memulai pelajaran dengan baik sampai bel pulang sekolah
pun berbunyi. Hari itu pun aku pulang kerumah bersama malaikat hatiku.
Sekarang adalah akhir
bulan Februari tepatnya tanggal 29 Februari 2012. Hari ini tak ada kabar apa
pun darinya, tak ada satu pun sms dan panggilan darinya. Bahkan sudah beberapa
hari ini dia tampak begitu menjauh dariku ketika bartemu disekolah. Dan tanpa
aku sadari dia mulai berubah. Hatiku mulai kacau dan perasaanku pun mulai tak
karuan.
Tepat pukul 16.00
Hpku berbunyi tanda ada sms masuk. Aku pun bergegas untuk membukanya dan
berharap itu adalah sms darinya serta tidak membuat hatiku kecewa. Ya, memang
benar itu sms darinya malaikat hatiku tapi kali ini yang ku dapat bukan
kata-kata romantis darinya tapi kali ini adalah sms penuh luka yang membekas
dihati sampai saat ini. Isi dari sms itu tidak banyak hanya ada tiga kata
disana yaitu “nda kita putus.”
Aku bisa terima
keputusan yang diambil Gildra dengan baik. Tetapi sakit hati itu mulai terasa
kembali ketika aku bertemu dengannya disekolah, dia begitu angkuh dan
seakan-akan tak pernah mengenalku. Dia bukan Gildra yang aku kenal, dia begitu
berbeda. Aku sudah tak tahan dengan rasa sakit ini, rasanya aku ingin cepat
pergi dari dunia yang begitu kejam ini.
Tuhan aku ingin punya
mesin waktu, agar aku bisa kembali kewaktu itu saat dimana kami bahagia
bersama. Aku begitu mengharapkannya untuk kembali padaku, aku terus menuggunya.
Tapi keputusanku ini bukan memberikan bahagia untukku, malah memunculkan beribu
rasa sakit dan kecewa dihati. Ternyata dia memutuskanku karena ada wanita lain.
Tapi apa daya, rasa sayang untuknya masih tetap ada dan aku tetap berniat untuk
menjaga hati ini untuknya. Aku ingin ia tahu bahwa disini ada aku yang selalu
ada untuknya. Yang aku ingin hanya satu, hanya agar ia mengembalikan senyum
manisku itu kembali, Tuhan.